Selasa, 18 September 2018

Materi R n D (pentingnya Tabayyun)

INDAHNYA TABAYYUN




     
Oleh :
FITRIYANTI
NIM. 162010026



PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
PROGRAM PASCASARJANA (PPS)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
“SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN
TAHUN 2018 M / 1440 H



KATA PENGANTAR


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Misi utama Nabi Muhammad SAW. adalah untuk menyempurnakan akhlak. Pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang sangat penting dalam kehidupan. Penguatan akidah adalah dasar, sedangkan ibadah adalah sarana, dan tujuan akhirnya adalah pengembanngan akhlak mulia. Karena itu, pelajaran pendidikan agama Islam berorientasi kepada bukan hanya pada aspek kognitif saja, melainkan akhlak mulia terhadap sesama muslim, sesama manusia, bahkan pada semua makhluk ciptaan Allah SWT. Hal ini selaras dengan Kurikulum 2013 yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Peserta didik tidak hanya diharapkan bertambah pengetahuan dan wawasannya, tetapi juga meningkat kecakapan dan keterampilannya serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya. 
Akhir kata, penulis menyadari bahwa isi materi ini masih jauh dari kesempurnaan,  untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan guna perbaikan selanjutnya. Akhir kata hanya kepada Allah SWT. penulis berharap, semoga isi tulisan ini bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.


Serang,     Agustus 2018



 


INDAHNYA TABAYYUN
PETA KONSEP






Membuka Relung Hati
Cermati Gambar dan Wacana Berikut !


Berita palsu atau hoaks sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Dua Imam besar yakni Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengabadikan dalam kitabnya tentang berita bohong dan penyebarannya diantara para sahabat, berita bohong tersebut adalah hadisul ifki. Zaman now disebut dengan hoaks. 
Salah satu berita palsu yang penah terjadi pada zaman Rasulullah SAW. yaitu peristiwa yang dialami oleh Siti Aisyah, istri Rasulullah SAW. dengan tuduhan telah berbuat ‘serong’.
Peristiwa itu berawal ketika perjalanan pulang dari peperangan Bani Mustaliq, seperti biasanya Siti Aisyah naik di atas tumpangan unta yang ada tutupnya (haudaj).  
Ketika berhenti di suatu tempat, Siti Aisyah turun karena kalungnya hilang, beliau pun mencarinya. Sahabat yang lain mengira beliau ada di tandu unta tadi. Rombongan Rasulullah pun berangkat menuju Madinah dan Siti Aisyah tertinggal.





Dok. https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2017/02/01/110883/kisah-hoax-di-zaman-rasulullah-1.html

Siti Aisyah berdiri di tempat beliau tertinggal, mengharap rombongan tadi kembali menyusulnya. Namun dari arah belakang ada Sahabat Shafwan bin Muathal As-Sulami, yang mempunyai tugas berjalan di belakang pasukan Rasulullah untuk menyisir hal-hal yang tertinggal. Kali ini Shafwan menemukan Siti Aisyah yang tertinggal dari rombongan. Ia mengenali Sayidah Aisyah. Ia pun menyuruh Sayidah Aisyah naik ke untanya dan ia yang menuntun sampai Madinah. Sayidah Aisyah berkata:
 “Demi Allah, Shafwan tidak mengeluarkan sepatah katapun kepadaku dan tidak kudengar apa-apa darinya selain ajakan untuk pulang ke Madinah.” (HR Muslim)
Begitu tiba di Madinah langsung tersiar kabar di mana-mana. Penyebar pertama berita bohong adalah pemimpin kaum munafik Abdullah bin Ubay bin Salul. Suasana di Madinah tidak seperti biasanya. Siti Aisyah sampai sakit dan meminta kepada Nabi agar untuk sementara pulang berkumpul dengan ayahnya dahulu, yakni Sayidina Abu Bakar.
Setelah wahyu turun, Allah menyatakan bahwa Aisyah suci dan tidak berbuat apa-apa dengan Shafwan. Allah mengawali wahyu tentang kebohongan sebuah berita dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 11.

إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٞ مِّنكُمۡۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرّٗا لَّكُمۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۚ لِكُلِّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِۚ وَٱلَّذِي تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُۥ مِنۡهُمۡ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٞ ١١

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” (QS. An-Nur:11)





Aktivitas 1
  1. Setelah kamu membaca kisah di atas, bagaimana pendapatmu tentang kisah tersebut.? Apa yang akan kamu lakukan? Mencari kebenarannya terlebih dahulu? atau ikut-ikutan dengan orang-orang yang mempersangkakan (menuduh) beliau?

 









Memperkaya Khazanah Peserta Didik

Memahami Indahnya Tabayyun

            A.    Pengertian Tabayyun
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “tabayun berarti penjelasan atau pemahaman”.[1] Dalam bahasa Arab, Tabayyun (تبيّن) berasal dari kata  بان  (jelas) yang mengikuti wazan  تفعّل dan  tabayyun merupakan masdhar dari tabayyana yang mempunyai faidah للتكليف (membebani), sehingga Tabayyun (تبيّن) berarti menjelaskan. Menurut M.Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, “ فَتَبَيَّنُوْا (fatabayyanu) artinya telitilah dengan sungguh-sungguh”.[2] Jadi, tabayyun dalam setiap informasi berarti meneliti dengan sungguh-sungguh kebenaran dari setiap informasi yang didapat dengan cara memverifikasi kebenaran informasi tersebut.
Tabayyun merupakan akhlaq mulia, prinsip penting dalam menjaga keharmonisan dalam pergaulan. Hadits-hadits Rasulullaah SAW. dapat diteliti keshahihannnya antara lain karena para ulama menerapkan prinsip tabayyun ini. Begitu pula dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Seseorang akan selamat dari salah faham atau permusuhan antar sesama masyarakat karena ia melakukan tabayyun dengan baik. Oleh karena itu, pantaslah Allah SWT. memerintahkan kepada orang yang beriman agar melakukan tabayyun dalam menerima berita/informasi yang disampaikan kepadanya agar tidak meyesal di kemudian hari.


 
       
Aktivitas 2
  1. ·           Apa itu tabayyun !


 





           B.     Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Tabayyun
1.      Q.S Al-Hujurat (49) ayat 6

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَالَةٍ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَادِمِينَ٦
          Artinya: 
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S Al-Hujurat (49):6)[3]

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. dan Rasulnya, apabila orang yang fasik terhadap agamanya menyampaikan berita kepada orang lain, maka telitilah kebenaran itu. Janganlah mempercayainya sebelum kalian mengetahui kebenarannya dan memastikan kejujurannya. Sebab, dikhawatirkan kalian akan menyakiti seseorang yang tidak bersalah, hanya karena berita orang fasik, lantas kalian menyesal karena terlanjur menyakiti orang yang tidak bersalah.

Kandungan Surat Al-Hujurat (49) ayat 6
Dalam ayat ini Allah memperingatkan orang-orang mukmin agar berhati-hati, jika seorang fasik datang membawa berita janganlah cepat mempercayainya, tetapi hendaklah diselidiki kebenarannya supaya tidak ada pihak atau kaum yang dirugikan, ditimpa musibah atau bencana yang disebabkan berita yang belum pasti kebenarannya, sehingga menyebabkan penyesalan yang semestinya terjadi.
Dengan bertabayyun, menjadikan seorang muslim untuk lebih berhati-hati apabila menerima sebuah berita atau informasi. Ketika berita atau informasi telah disampaikan, alangkah baiknya apabila berita tersebut diteliti kebenarannya terlebih dahulu melalui beberapa orang yang sekiranya dapat dipercaya dan dapat mempertanggung jawabkan apa yang dikatakannya.

2.      Q.S. Al-Isra’ (17) ayat 36

وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡ‍ُٔولٗا ٣٦

         Artinya: 
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Q.S Al-Isra’ (17): 36)[4]

Kandungan Surat Al-Isra’ (17) ayat 36
Ayat tersebut, mengandung makna yang selaras dan saling melengkapi dengan ayat yang telah disebutkan sebelumnya. Ayat pertama menyebutkan keharusan bertabayyun terhadap adanya suatu berita atau informasi ataupun datangnya suatu pemahaman dan cara berpikir keberagamaan yang baru. Sedangkan pada ayat kedua disiratkan tidak diperkenankannya mengikuti sesuatu yang belum diketahui secara jelas. Menyiratkan pula adanya proses tindak lanjut terhadap sesuatu yang belum diketahui, agar dapat diketahui secara benar dan jelas. Aktivitas pendengaran, aktivitas penglihatan dan aktivitas hati akan dimintakan pertanggungjawabannya oleh Allah SWT.
Dari ayat tersebut dapat simpulkan bahwa manusia diperintahkan untuk melalakukan tabayyun. dengan melakukan tabayun diharapkan agar dijauhkan dari adu domba atupun fitnah. Karena dengan bertabayun seseorang menjadi tidak asal menerima dengan mudah informasi atau berita yang yang belum pasti kebenarannya.




  
Aktivitas 3
  1. Carilah ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan tabayyun, selain ayat-ayat yang sudah dijelaskan di atas!


 

      C.    Hikmah Tabayyun
           Ada beberapa hikmah tabayyun yang bisa dipetik: 
  1. Terhindar dari kesalah pahaman antar sesama. 
  2. Memperluas wawasan. Karena salah satu aspek dalam tabayyun adalah  melakukan telaah dengan membandingkan suatu data dengan data yang lain dan mengkaitkan dengan sekian banyak referensi. Sebelum akhirnya menarik kesimpulan.
  3. Mengusung pendalaman pengetahuan. Mengetahi secara mendalam atas sesuatu masalah akan menumbuhkan kearifan tersendiri dalam bertindak.
  4. Pengujian atas kebenaran sebuah informasi, terlebih lagi informasi yang hanya berdasar isu, sudah seharusnya dikonfirmasi, agar tidak menimbulkan kesalahfahaman. Maka melalui tabayyun, akan memperkuat keyakinan dan kebenaran informasi tersebut.

           Bahaya meninggalkan Tabayyun
1.  Menuduh orang baik melakukan perbuatan yang tidak baik (timbulnya fitnah).
2.  Timbul kecemasan dan penyesalan pada diri orang yang meninggalkan tabayyun.
3. Terjadinya kesalah pahaman dan perpecahan, bahkan bisa menimbulkan pertumpahan darah.

Tabayyun yang berhasil adalah apabila mampu mengungkapkan fakta yang bisa dijamin akurasinya, dan analisis yang jernih.  Kejernihan berpikir dalam menghadapi suatu fakta akan membangun kearifan dalam bertindak. Termasuk kearifan dalam berdakwah


Aktivitas 4
      Sebutkan Hikmah Tabayyun !



      Evaluasi
     A.    Uji Pemahaman

No
Pertanyaan
1.
Apa itu hoax ?
2.
Apa yang harus dilakukan ketika menerima sebuah berita?
3.
Apa yang dimaksud dengan tabayyun?
4.
Tuliskan ayat Al-Qur’an tentang tabayyun?
5.
Tuliskan arti dari surat Al-Hujurat ayat 6 !
6.
Jelaskan isi kandungan surat Al-Hujurat ayat 6 !
7.
Jika kalian mendapatkan sebuah berita/informasi yang belum tentu kebenarannya, kemudian kalian sebar luaskan berita/informasi tersebut, bagaimana dampaknya nanti?
8.
Sebutkan hikmah tabayyun !




Refleksi
Berilah tanda checklist () yang sesuai dengan dorongan hatimu untuk menanggapi pernyataan-pernyataan berikut ini.
No
Pernyataan
Kebiasaan
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Pernah
Tidak Pernah
Skor 5
Skor 4
Skor 3
Skor 2
Skor 1
1.
Saya membaca do’a ketika mau belajar





2.
Saat ada bisikan hawa nafsu untuk
berbuat maksiat, saya segera
membaca ta’awuz.





3.
Saya meminta maaf kepada teman jika bersalah.





4.
Saya mudah memaafkan kesalahan teman.





5.
Saya optimis mampu meraih cita-cita.





6.
Saya membaca istighfar ketika melakukan kesalahan.





7.
Saya bertutur kata lemah lembut kepada teman.





8.
Saat berjumpa teman, saya menyapa dengan ramah.





9.
Saya menghormati perbedaan pendapat.





10
Saya menjaga persaudaraan dengan sesama mukmin.





 





Referensi :

Departemen Agama RI, Al-‘Aliyy, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2005

Departemen Agama RI, Al-Hidayah, Al-Qur’an Tafsir Perkata, Tajwid Kode Angka, Tangerang Selatan: Kalim, 2011.

Luthfi, Hakim, Tafsir Tazkiyah, Jakarta: Gema Insan, 2009.

M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Lentera Hati, Jakarta, 2002.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2011


Materi R n D (pentingnya Tabayyun)

INDAHNYA TABAYYUN           Oleh : FITRIYANTI NIM. 162010026 PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) PROGRAM PASC...